Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

Kamis, 09 Mei 2013

Angka Kematian Ibu


Angka Kematian Ibu Turun Drastis

Oleh : Afif Nurjanah, Amd.keb

Kesehatan ibu dan anak terus menjadi perhatian pemerintah Indonesia. .Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Ban Ki-moon rencananya akan mengadakan konferensi pers pada Rabu mendatang (21/4) di New York, Amerika Serikat, untuk memulai sebuah inisiatif global baru soal reproduksi serta kesehatan ibu dan bayi yang baru lahir. Jurnal kedokteran Inggris Lancet yang terbit pada Minggu (18/4) menyebutkan bahwa jumlah wanita yang meninggal dalam kehamilan atau melahirkan telah menurun lebih dari 35 persen selama 28 tahun.
Editor Lancet, Richard Horton, mengaku kecewa ketika pendukung isu kesehatan ibu dan bayi malah menekannya untuk menunda penerbitan laporan sampai September 2010, setelah sejumlah pertemuan penting soal penggalangan dana. Dia juga menulis komentarnya soal tekanan itu diLancet.
”Para aktivis (kesehatan ibu dan anak) berpendapat angka kematian ibu dan bayi yang jauh lebih rendah justru mengurangi pesan yang mereka ingin sampaikan. Padahal, advokasi kadang-kadang bisa didapatkan melalui ilmu pengetahuan,” katanya seperti dikutip The Associated Press, Rabu (14/4). Dia tidak menyebut secara jelas nama kelompok atau individu yang mencoba mendesaknya.
Sementara itu, dalam makalah Christopher Murray dan rekan-rekannya di Metrics at the Institute for Health di University of Washington, Amerika Serikat, menyebutkan data bahwa kematian ibu telah turun cukup jauh dari sekitar 500.000 kematian pada 1980 menjadi sekitar 343.000 orang pada 2008.
Penelitian di Lancet sendiri didasarkan pada data yang sudah tersedia sebelumnya pada model statistik tambahan yang dibiayai oleh Bill & Melinda Gates Foundation. Ini adalah sebuah temuan mengejutkan bagi para ahli yang sebenarnya telah lama mengasumsikan bahwa sedikit kemajuan yang telah dibuat menyangkut kesehatan ibu dan bayi. Tetapi pada Selasa (13/4), laporan lain yang diangkat The Partnership for Maternal, Newborn and Child Health, aliansi global yang dibentuk oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyatakan kemajuan dalam kesehatan ibu disebut ”tertinggal”. Menurut ”analisis rinci” mereka, dari 350.000 kasus menjadi 500.000 wanita yang meninggal saat melahirkan setiap tahunnya. Penulis laporan ini tidak menjelaskan dari mana data mereka berasal atau apa jenis analisis yang digunakan untuk mendapatkan angka tersebut.
Dalam laporan itu juga disebutkan, pejabat PBB menuturkan bahwa mereka membutuhkan USD20 miliar setiap tahun antara 2011 dan 2015 untuk menyelamatkan perempuan dan anak-anak di negara berkembang. Dr Flavia Bustreo, Direktur The Partnership for Maternal, Newborn and Child Health, membantah ada konflik antara kelompok studinya dan studi Lancet.
Dia mengaku kelompoknya tidak mungkin terlibat dalam menekan jurnal Lancet untuk tidak memublikasikan hasil studi yang dilakukan Murray. ”Debat soal data ini memang akan berjalan terus,” kata Bustreo. ”Tetapi, kami menyambut baik berita ini bahwa akhirnya ada harapan kemajuan untuk kesehatan ibu,” tambahnya.
Diketahui dalam dunia kesehatan masyarakat, kabar baik dapat menjadi paradoks dari kabar buruk. Semakin banyak orang yang sekarat, semakin banyak dana yang akan digelontorkan PBB, yang membuat para pakar kesehatan kurang tertarik untuk mengakui bahwa masalah ini tidak seburuk yang pernah mereka pikir.
Selama bertahun-tahun misalnya, Badan PBB untuk HIV/AIDS (UNAIDS) mengancam bahwa epidemi akan tersebar luas di antara populasi umum di negara-negara di seluruh dunia dan diklaim lebih dari 40 juta orang akan terinfeksi HIV/AIDS. Dana untuk proyek melawan HIV/AIDS ini akhirnya terus meningkat setiap tahun.
PBB berencana menjadi tuan rumah pertemuan para ahli kesehatan masyarakat dan menteri yang menangani kesehatan ibu dan anak pada minggu ini di New York, diikuti oleh satu lagi pertemuan di Washington pada Juni. (Koran SI/Koran SI/tty)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar